Diskusi dimana-mana tentang Dana
Amanahselalu jadi center di perbincangkan. Terutama harta Amanah Soekarno.
Sejumlah orang mengaku berhasil mendeteksi lokasi-lokasi Dana Amanahtersebut.
Konon, harta itu dijaga Sri Paduka dan hanya bisa dibuka oleh pemegang kunci
amanah.
Beberapa orang mulai menyangsikan
adanya Dana AmanahSoekarno. Dana Amanahatau dikenal dana revolusi itu konon
merupakan dana perang yang didapat dari bantuan gaib. Selain itu ada juga yang
didapat dari bantuan Karaton Mataram Islam saat Paku Buwono ke X berkuasa.
Sebelum negara ini menyatu menjadi
Republik, kabarnya Soekarno sempat menyatukan seluruh harta perang revolusi.
Tapi kini seluruh Dana Amanahitu telah tiada entah kemana?. Kabarnya, Soekarno
telah menyebarnya ke beberapa wilayah harta tersebut disebar di Pulau Jawa.
Pengaruh kesaktian Soekarno dan
dibantu kekuatan gaib misalnya jin dari alam lain yang konon yang membuat harta
tersebut sulit dilacak keberadaannya.
Hilangnya Dana Amanah Soekarno itu
kemudian menjadi rumor dimana-mana. Dari rumor menjadi mitos hingga legenda.
Tetapi bagi para pemburu harta karun, semua itu adalah misteri yang harus
dipecahkan, terutama karena nilainya yang tidak terkirakan.
Dana Amanah yang terdiri dari emas
batangan maupun logam mulia diyakini nilainya sampai berton-ton. Dan semuanya
dalam bentuk lantakan. Selain emas dan logam mulia, beberapa barang berharga
yang lain diantaranya samurai roll, meja giok, keris pusaka, mustika mirah
delima, uang Brasil milik Soekarno yang dipergunakan sebagai dana revolusi yang
jumlahnya ribuan peti.
Karena tergoda dengan banyaknya Dana
Amanah Soekarno itu, tidak sedikit pula orang memburunya, dari kalangan
paranormal, dukun, hingga kiai. Semuanya kepincut dengan harta gaib peninggalan
SOEKRANO. Bagi mereka, harta SOEKRANO sangat menggiurkan.
Bahkan salah seorang petinggi negeri
ini sempat kepincut dengan Dana Amanahyang konon berada di situs batu tulis
Bogor. Sampai-sampai situs tersebut sempat dibongkar demi mencari harta gaib.
Selama ini cerita yang beredar di
kalangan para pemburu Dana Amanahmelalui media paranormal dan mediator (makelar
gaib) menceritakan, bahwa harta itu tertutup di beberapa gudang gaib di pulau
Jawa.
Kustadi (58), mediator asal Pasar
Kliwon Solo ini menceritakan, Soekarno menyimpan Dana Amanahitu di sebuah
gudang penyimpanan yang sangat gaib. Tidak sembarang orang mengetahui
lokasinya.
“Harta itu disimpan di sebuah lokasi
yang sangat rahasia dan dijaga oleh ribuan makhluk gaib,” ujar Kustadi.
Menurut Kustadi, gudang gaib itu
berada di di kaki Gunung Merbabu dan Lereng Merapi tepatnya sebelah barat
wilayah Jawa tengah.
“Untuk wilayah Jawa Barat lokasinya
ada di Tasikmalaya, Tangkuban Perahu, dan Gunung Galunggung,” tandasnya.
Untuk wilayah Jawa Timur, lanjut
Kustadi, Dana Amanahitu tersimpan di alas Purwo dan dijaga ribuah makhluk gaib
sangat kuat. Secara keseluruhan pusat dari gudang Dana Amanahgaib di tanah Jawa
berada di Tangkuban Perahu.
“Harta itu ditunggu sendiri oleh Sri
Paduka,” lanjutnya. Sebutan Sri Paduka yang dimaksud bahwa di kalangan mediator
dan pemburu Dana Amanahadalah Soekarno.
Pemegang
Kunci Amanah
Di kalangan para pemburu harta
karun, sosok Soekarno kerap dianggap sebagai sosok raja dan penguasa gaib. Dia
akan memberikan kesejahteraan bagi negeri ini dan dunia pada saatnya nanti. Dana
Amanahpeninggalan yang berjumlah triliun suatu saat akan keluar, dan harta itu
nantinya akan digunakan bagi kemakmuran negeri ini.
Selama ini para pemburu Dana Amanahpaham
bagaimana cara mengambilnya. Menurut mereka, orang yang bisa mengambil harta
tersebut biasanya orang yang diberi amanah. Orang-orang yang diberi amanah itu
juga bukan sembarang. Amanah diberikan sendiri oleh Soekarno.
“Mereka adalah orang-orang pilihan,
sehingga ketika harta berhasil diambil, mereka bisa menggunakannya untuk tujuan
yang baik, bukan untuk kepentingan pribadi,” cerita Kustadi.
Namun Kustadi tidak tahu bagaimana
‘amanah’ itu diberikan oleh Soekarno. Menurut cerita, sebelum Dana Amanahitu
muksa, Soekarno meninggalkan sebuah amanah yang tertulis dalam sebuah surat
wasiat, surat wasiat ini berisi daftar beberapa orang-orang yang diberi amanah
sebagai kunci pengambilan harta karun. Orang orang itu tidak di ketahui secara
pasti siapa saja, namun mereka memiliki garis yang telah diamanahkan Soekarno
sebagai pemegang kunci harta karun.
Kustadi menambahkan, orang-orang yang
diberi kunci amanah tersebut konon harus menyatu dengan harta karun.
“Beberapa orang ini harus menyatu
sebagai kunci apabila Dana Amanahhendak diambil,” ungkap Kustadi.
Pasalnya, sebagai seseorang linuwih,
Soekarno sebelum meninggal telah mengetahui dan menitipkan kunci amanah secara
acak ke beberapa orang dari berbagai kalangan. Orang orang ini termasuk orang
pilihan yang kemudian hari akan bersatu sebagai penyejahtera rakyat.
Selama menjadi mediator gaib,
Kustadi mengaku telah ratusan kali mengitari pulau Jawa demi membuktikan
kebenaran adanya Dana Amanahtersebut. Bahkan dirinya pernah menjadi mediator
dari seorang paranormal (warga Garut) yang dipercaya sebagai pemegang kunci
amanah. Tak hanya dirinya saat itu yang menjadi mediator, salah satu temanya
juga menjadi mediator kunci amanah yang lain.
“Saya pernah menjadi utusan
seseorang dari Garut Jawa Barat yang diberi amanah membuka harta karun,
sedangkan satu lagi menjadi mediator utusan kunci amanah dari daerah Gunung
Bromo,” kenang bapak tiga anak ini.
Menurut Kustadi, kedua mediator ini
masing-masing membawa pesan berupa selembar uang dari salah satu gudang gaib.
Uang itu bertuliskan huruf-huruf Jawa sebagai pesan bahwa seseorang yang
mengirim mediator benar- benar salah satu dari seorang kunci amanah.
Setelah kedua mediator bertemu,
lembaran uang akan ditukar dan dikembalikan kepada kunci amanah masing masing.
Lembaran uang itu oleh pemegang kunci amanah akan didilipat menjadi empat
bagian lalu diberi doa. Tak berapa lama uang itu akan berubah menjadi lembaran
uang ratusan ribu rupiah.
Menurut cerita di kalangan mediator,
uang yang bertulisakan coretan huruf Jawa itu digunakan sebagai tanda diri
bahwa dia seorang kunci amanah.
“Beberapa pemegang kunci amanah kini
mulai membentuk paguyuban sebagai wadah memburu Dana Amanahpeninggalan
Soekarno. Paguyuban ini terstruktur dan masing masing anggota memiliki
kewajiban menemukan pemegang kunci amanah lainnya,” kata Kustadi.
Selain pemegang kunci amanah, para
pemburu Dana Amanahini setia menunggu waktu yang kelak gudang Dana Amanahterbuka.
Sebaliknya, jika bukan pemegang
kunci amanah, maka perburuan Dana AmanahSOEKRANO akan sia-sia dan bahkan bisa
memakan tumbal nyawa. Memang banyak sekali perburuan yang dilakukan secara
terbuka, karena pelaksanaannya diketahui publik. Lantas, bagaimana dengan
perburuan yang dilakukan sembunyi-sembunyi? Ternyata jauh lebih banyak.
Pada kantung-kantung masyarakat
tertentu, perburuan itu masih aktif dilakukan. Seperti yang dikatakan Kustadi,
mereka bekerja diam-diam, tapi kadang juga sangat nekad. Mereka paham jika
harta itu hanya bisa diambil oleh orang-orang yang memegang kunci amanah. Namun
mereka tidak peduli bahkan rela menggadaikan nyawanya.
Orientasi perburuan pun bukan hanya
pada penemuan Dana Amanahpeninggalan Soekarno, tapi juga bagaimana memiliki dan
menyimpan harta untuk kepentingan pribadi.
Di Palembang, misalnya, ada kelompok
tertentu yang aktif memburu harta sisa-sisa peninggalan SOEKRANO. Orientasi
perburuan mereka adalah gua-gua yang ada di kawasan itu. Harta yang dicari
berbentuk barang-barang antik dan emas permata.
Mereka meyakini harta-harta masa
lalu itu disimpan di dalam gua-gua. Sebuah tim ekspedisi di pertengahan tahun
1990-an, pernah mengendus keberadaan Dana Amanahdi dalam sebuah gua.
Hal ini diungkap Moh. Hasbi (40),
warga Palembang yang kini berdomisili di Jl Siliwangi, Bandung. Kebetulan
ayahnya adalah salah seorang anggota tim tersebut. Ketika itu, tim yang
berjumlah lima orang sudah menemukan sebuah gua di tengah belantara.
Di salah satu ruang dalam gua itu,
ditemukan sebuah ranjang tertutup kain sutera. Di atasnya terdapat setumpuk
perhiasan aneka rupa. Ada emas, perak, mutiara, intan berlian, serta
seperangkat benda-benda pusaka.
Tim yang dipandu ahli gua dan
seorang paranormal ini bergerak atas dukungan dana pihak ketiga. Sayangnya,
harta-harta itu tak secuilpun boleh dibawa pulang. Larangan itu didasarkan pada
sebuah suara gaib ketika mereka berada di mulut gua. Suara itu bersedia memandu
mereka menuju tumpukan harta, dengan syarat tak boleh mengusiknya, apalagi
membawa pulang. Termasuk juga tak memberitahukan keberadaannya kepada siapapun.
Setelah diperlihatkan keberadaan
tumpukan harta itu, mereka berlima bergegas meninggalkan gua. Namun entah apa
yang terjadi, sampai di luar gua, jumlah mereka tinggal empat orang. Akhirnya
setelah seorang pemandu berdialog dengan penghuni gaib gua itu, diperoleh
sebuah keterangan.
“Salah seorang anggota tim ternyata
diam-diam telah lancang mengambil salah satu benda berharga di tempat itu. Dan
orang itu langsung hilang dari pandangan,” tutur Hasbi.
Dana AmanahDitemukan
Sampai saat ini mitos Dana Amanahpeninggalan
Soekarno masih menjadi kontroversi. Bahkan kebenaranya terus dipertanyakan. Tak
hanya di Jawa, di Jeneponto Sulawesi pun beberapa tahun yang silam sempat heboh
penemuan Dana Amanahpeninggalan Soekarno.
Penemu Dana Amanahasal Jeneponto
ini, meskipun sedikit dibumbui dengan cerita mistis, namun nyatanya ia berhasil
mendapatkan Dana Amanahyang jika ditotal mencapai 35 triliun rupiah. Berita ini
bahkan sempat menjadi tajuk utama media lokal di Sulawesi.
Saat itu Piagam Dg Ledeng (60),
warga kampung Bulo Bulo Batujala, Bulusuka, Jeneponto ini mengaku mendapatkan Dana
Amanahitu saat malam 17 Ramadan 2010. Saat itu dirinya bermimpi didatangai
sosok mahkluk gaib pada malam Lailatul Qadar.
Pada malam itu rumah Piagam
bermandikan sinar cahaya menyala seperti bara api. Orang orang di sekitar rumah
Piagam mengira rumah miliknya terbakar. Malam itu ternyata Piagam mendapat
sebuah Dana Amanahmilik Soekarno.
Dalam peti harta itu di temukan ada
70 emas batangan masing masing seberat hampir 1 kg dengan kadar 24 karat.
Selain emas terdapat juga mustika giok, mustika batu mirah delima. Mustika batu
besi serta mumi berukuran 7 inchi, Samurai hand roll warna kuning buatan tahun
1013 dan pedang sabuk samurai buatan 1718.
Pada gagang samurai terdapat mustika
batu giok warna hijau. Belum lagi pusaka keris yang mampu berdiri tegak dan
tiga peti mata uang Cruzeiro Brasil tahun 1964 yang berjumlah ratusan ikat
dengan nilai pecahan 5000. Seluruh mata uang ini jika dikurskan ke rupiah
nilainya mencapai puluhan trilliun rupiah. Dalam peti itu juga terdapat
deposito dari Bank Swiss yang ditandatangani langsung Presiden Soekarno.
“Dalam peti uang itu juga terdapat
sertifikat deposito dari Bank Swiss yang ditandatangani Soekarno, Presiden
pertama RI,” ungkap Muhammad Jafar, Camat Tarowang yang ditanyai keaslian Dana
Amanahtersebut.
Jafar kemudian menjelaskan bahwa
keasliannya pernah diuji pihak Pegadaian. Hasilnya, logam emas dalam peti itu
disebut asli dengan kadar 24 karat. Keaslian uang Brasil tersebut juga telah
dibuktikan oleh pihak perbankan dan dari pihak penukaran uang.
Piagam juga menemukan dan menyimpan
uang rupiah pecahan seribu bergambar Soekarno. Jika disorot dengan sinar laser,
pada mata uang tersebut terbayang tulisan Arab yang diyakini petikan Alquran.
Uniknya, mata uang tersebut dapat tergulung sendiri kala dipegang.
Kisah penemuan Dana AmanahSoekarno
tidak hanya berakhir disini. Seorang pria, Soenuso Goroyo Soekarno, mengaku
memiliki harta warisan Soekarno untuk negara Indonesia. Pria kelahiran
Yogyakarta, 45 tahun lalu itu, bahkan menyebut dirinya sebagai Satrio Piningit.
Lelaki ini mengaku dapat mengangkat
peninggalan Presiden Pertama RI. Bentuknya berupa ratusan keping emas lantakan,
platinum, sertifikat deposito obligasi garansi, dan lain-lain.
“Ini baru sampel dan silakan
mengecek kebenarannya. Jika bohong, saya siap digantung,” katanya waktu itu.
Mantan anggota TNI yang dahulu
bernama Suwito itu sengaja mengundang wartawan di rumahnya, Perumahan Cileungsi
Hijau, daerah perbatasan Bogor-Bekasi, untuk menyaksikan temuannya. Di rumahnya
yang cukup megah disiapkan hidangan layaknya orang hajatan. Maklum, Goroyo,
begitu dia biasa disapa, juga mengundang Pangdam Jaya, Kapolda, dan anggota
Muspida. Tetapi dari mereka, tak ada pejabat datang.
Kepada tamunya, suami RA Lastika ini
memperlihatkan peti besar berisi ratusan keping emas lantakan, masing-masing
beratnya 8 ons bergambar Soekarno dan di baliknya ada gambar padi dan kapas.
Pada satu sisinya ada tulisan 80 24K 9999. Sementara itu emas putih (platinum)
juga berbentuk lantakan berlogo tapal kuda putih bertulisan JM Mathey London.
Logam itu dibungkus emas dan bersertifikat emas pula.
Meskipun bersertifikat dan diyakini
keasliannya, pada kesempatan itu tidak dihadirkan orang yang mengetahui emas
atau pakar yang bisa memastikan asli atau tidak harta benda tersebut.
Peninggalan lain berupa sertifikat
deposito bertanggal 16 Agustus 1945 yang dikeluarkan oleh BPUPKI yang menyebut
sejumlah harta yang disimpan di suatu tempat. Ada pula sertifikat berbahasa
Inggris yang juga disegel dan ditulis di atas lembar kuningan. Sertifikat itu
ada yang bertuliskan “Hibah Substitusi” yang dipercayakan kepada R Edi Tirwata
Dinata (108).Yang terakhir ini, konon karena sudah tua, lantas memberikan kuasa
kepada R Anton Hartono untuk mengurus harta benda yang disimpan di Swiss.
Bentuknya mikrofilm, dua lembar dokumen, anak kunci boks deposit di JBS, Jenewa,
dan dua buah koin. Di dalam sertifikat itu disebutkan, ada dana berjumlah 126,2
miliar dolar AS dan 63,10 miliar dolar AS.
Goroyo mengemukakan, dia hanya ingin
ada saksi dari aparat soal harta temuannya itu. Selanjutnya akan diserahkan
kepada Megawati dan diharapkan bisa melunasi utang luar negeri pemerintah.
“Saya tidak ingin imbalan apa pun
termasuk jabatan. Saya hanya butuh pengakuan dan surat kuasa untuk meneruskan
pencarian harta ini. Namun tampaknya Kapolda dan Kapolri berhalangan.”
Apakah Goroyo ini bisa menjadi
penutup kisah mengenai harta misterius Soekarno. Tidak menutup kemungkinan,
akan muncul Goroyo lain yang mengaku menemukan segudang harta. Bagaimanapun
klaim mengenai penemuan harta karun, sepatutnya disikapi dengan bijak agar
masyarakat tak lagi terjebak oleh buaian mitos.
Usai Bertapa di Gunung Galunggung
Namanya Hj. Dewi. SN (52). Dia
seorang spiritualis yang juga dipercaya sebagai salah satu pemegang kunci
amanah. Dewi menceritakan saat ditemui di rumahnya di Perum Puri Pondok Indah
Colomadu perihal Dana Amanahpeninggalan Presiden RI pertama.
“Semua ini berhubungan dengan
kodrat, suatu hari kelak bangsa ini akan dipimpin seorang manusia yaitu
sejatine manusia. Kodrat ini kelak akan menyejahterakan rakyat, bangsa dan
negara. Saat itulah apa yang sekarang diperdebatkan akan muncul,” tutur wanita
yang sering dipanggil Bunda ini.
Wanita beranak empat ini
menambahkan, saat ini dirinya diberi amanah oleh Soekarno sebagai pemegang
kunci harta karun.
“Saya mengetahuinya (sebagai kunci
amanah) saat berada di Gunung Galunggung. Saat itu saya sedang menjalani
serangkaian ritual khusus atas wangsit dari mimpi,” terangnya.
Dewi harus menjalani serangkaian
ritual khusus di daerah Pulau Jawa. Nah, ritual yang terakhir ia jalani yaitu
bertapa selama 40 hari 40 malam di Gunung Galunggung. Saat menjalani laku itu
beberapa godaan dan rintangan menerpa dirinya tiap malam. Hingga akirnya pada
hari ke dua puluh satu di Gunung Gulunggung, Dewi mendapat Mustika Rantai Bumi.
Tapi mustika itu dibuangnya kembali.
Dalam hati Dewi hanya ingin mengetahui apakah benar harta Sri Paduka itu ada.
Tak hanya mustika rantai bumi yang
sempat mampir kepadanya. Di hari ke dua puluh tujuh tiba tiba di pangkuannya
telah ada sebuah berlian sebesar kepalan tangan orang dewasa. Hingga akhirnya
pada hari ke empat puluh, wanita ini diajak seseorang dan dihadapkan langsung
dengan Sri Paduka. Di situlah dirinya menerima wejangan dari Sri Paduka dan
mendapat penjelasan bahwa dirinya orang yang diberi amanah.
Bahkan saat itu diperlihatkan
beberapa peti Dana Amanahberisi batangan emas dan logam mulia. Beberapa dari
peti harta itu sempat juga ia bawa pulang dengan menggunakan mobil jeep yang
dibawa saat menjalani laku ritual. Jeep yang ia kendarai sempat doyong di
bagian belakangnya karena beratnya muatan peti harta karun. Namun sesampainya di
rumah Dana Amanahdalam peti yang semula ditaruh di jok belakang tiba tiba
lenyap tak berbekas.
“Mungkin saat itu belum waktunya,
suatu hari kelak, harta itu pasti juga akan bisa dimiliki,” pungkasnya.
Semua Harta Soekarno Bisa untuk
Bayar Utang Indonesia
Soenuso Goroyo Soekarno sangat yakin dengan temuannya. Bahkan dia mengaku sebagai Satrio Piningit. Menurutnya, Dana Amanahyang dibebernya saat itu adalah asli harta peninggalan Soekarno untuk bangsa Indonesia.
Soenuso Goroyo Soekarno sangat yakin dengan temuannya. Bahkan dia mengaku sebagai Satrio Piningit. Menurutnya, Dana Amanahyang dibebernya saat itu adalah asli harta peninggalan Soekarno untuk bangsa Indonesia.
“Insya Allah, jika saya diberi izin,
semua harta peninggalan Soekarno ini bisa membayar utang kita. Saya yakin bisa
melaksanakannya,” ungkap Goroyo sembari membantah dirinya paranormal.
Dia juga membantah berambisi menjadi
presiden atau jabatan politis lain.
“Semua saya lakukan dan beberkan untuk
membangun negara kita,” tegas Goroyo mengenakan stelan jas putih, sepatu putih,
mirip yang dikenakan Presiden Soekarno.
Di ruang tamunya juga dipajang foto
dirinya bersama seorang jenderal. Ada pula yang memperlihatkan saat dirinya
menjadi anggota Batalyon Arhanud SE 10/Kodam Jaya. Namun, dia enggan
membeberkan latar belakang jati dirinya.
“Saya ini orang susah. Jadi tentara
pangkatnya juga di sini (memegang lengannya). Jika saya pakai pakaian seperti
ini, hanya model. Kebetulan saya suka,” tuturnya.
Goroyo menceritakan proses pencarian
harta tersebut. Diawali dari kebiasaannya bertirakat di berbagai tempat, lantas
mendapatkan petunjuk. Petunjuk awal adalah sebuah tongkat wasiat yang diyakini
tongkat komando milik Presiden Soekarno yang kemudian disimpannya hingga kini.
Selanjutnya, dengan tirakat pula, secara gaib harta benda itu bisa diangkat
dari beberapa daerah di Bali, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan.
“Meskipun benda ini kini nyata, tapi
awalnya adalah harta gaib. Jadi, mengambilnya juga dengan cara gaib. Saya tidak
boleh memilikinya. Saya diperintahkan menyerahkan kepada negara untuk
menyelamatkan bangsa,” paparnya.
Pengakuan Soekarno Soal Harta
Saat ini banyak orang percaya bahwa Soekarno memiliki harta. Lalu bagaimana pengakuan Soekarno soal hartanya?
Saat ini banyak orang percaya bahwa Soekarno memiliki harta. Lalu bagaimana pengakuan Soekarno soal hartanya?
Seperti disampaikan kepada Cindy
Adams dalam Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno mengaku sama
sekali tidak pernah meninggalkan harta.
“Selain itu, ke mana aku akan pergi?
Aku tidak memiliki rumah sendiri. Tidak ada tanah. Tidak ada tabungan. Lebih
dari sekali aku tidak mempunyai sisa uang untuk pengeluaran rumah tanggaku. Di
sebuah negara, duta besar kami terpaksa membeli piyama untukku. Satu-satunya
piyama presiden sudah sobek. Negara menyediakan tempat tinggal dengan cuma
cuma, bebas pemakaian listrik, empat buah mobil resmi dan tiga di dalam garasi
untuk tamu negara-bukan 15 mobil pribadi seperti diberitakan oleh sebuah
majalah luar negeri- dan mereka membelikan pakaian seragamku. Tetapi
akulah satu-satunya presiden di dunia yang tidak punya rumah sendiri. Baru-baru
ini rakyatku menggalang dana untuk membangun sebuah gedung buatku, tetapi di
hari berikutnya aku melarangnya. Ini bertentangan dengan pendirianku. Aku tidak
mau mengambil sesuatu dari rakyatku. Aku justru ingin memberi mereka.”
Kendati Soekarno mengungkapkan tidak
memiliki harta, namun bagi para pemburu harta, kata-kata Soekarno itu merupakan
kata-kata yang tersirat. Apa yang dikatakan Soekarno hanyalah bagian luarnya
saja, selebihnya hanya orang-orang linuwih yang tahu dalamnya Soekarno. Karena
itu mereka tetap yakin Sri Paduku Soekarno tetap menyimpan Dana Amanahyang
tidak ternilai.
Emas batangan yang ditemukan Piagam
Dg Ledeng.
Harta Soekarno Disimpan di Istana
Merdeka?
Semua dana revolusi itu disimpan dalam bentuk-bentuk batangan emas bernilai triliunan rupiah dan uang dalam rekening di bank Swiss diakui sejarahwan Asvi Warman Adam tidak benar adanya.
Semua dana revolusi itu disimpan dalam bentuk-bentuk batangan emas bernilai triliunan rupiah dan uang dalam rekening di bank Swiss diakui sejarahwan Asvi Warman Adam tidak benar adanya.
Menurutnya Soekarno tidak
meninggalkan Dana Amanahsebesar itu.
“Semua tentang dana revolusi ini
tidak jelas. Tidak tahu berapa besarnya, apakah ini benar atau tidak. Semua ini
cuma isu,” ujar Asvi.
Asvi ragu Soekarno benar-benar
meninggalkan harta berpeti-peti emas. Dia menceritakan tahun 1960an, ada
program pembangunan patung Antariksa yang sekarang dikenal sebagai patung
Pancoran. Saat itu Edhi Sunarso yang memimpin proyek mengeluhkan kekurangan
dana pada Soekarno. Saat itu pula Soekarno menyuruh Sunarso menjualkan mobilnya
untuk biaya pengerjaan patung tersebut.
“Dengan contoh ini kita bisa
mengambil kesimpulan, kalau Soekarno punya uang, kalau Soekarno punya uang buat
apa dia menjual mobilnya segala. Cukup ambil saja dari emas itu,” terang Asvi.
Asvi menjelaskan memang ada harta
peninggalan Soekarno yang disimpan di Istana Merdeka. Harta itu sempat didata
oleh Kolonel Maulwi Saelan yang saat itu menjabat wakil komandan Tjakra Birawa.
Ada beberapa lukisan dan barang berharga milik Soekarno. Tidak jelas kemana
barang-barang ini setelah Soekarno lengser.
“Dulu kan saat Soekarno meninggalkan
Istana dia hanya membawa bendera pusaka, bahkan hanya bersendal dan berpakaian
seadanya. Nah kemana harta Soekarno yang di Istana itu? Apakah dicuri atau
dimana? Ini yang harusnya diusut,” kata Asvi.
Asvi pun tidak yakin dengan
orang-orang yang mengaku tahu soal Dana AmanahSoekarno. Apalagi jika sampai menyerempet
hal-hal gaib. Dia yakin hal itu tidak bisa dipertanggungjawaSoekranoan.
Malah dana amanah soeakarno dalam
persi lain hanya dapat di cairkan oleh orang-rang pilihan salah satunya adalah
MUHAMMAD SOLEH SUAEDI dalam beberapa grob facebook telah membuka inpestasi
dengan aikon tradin forex. Beberapa yang tergabun didalamnya menyampaikan bahwa
beliau adalah ketrunan raja. Tapi saat ini investasi ini telah macet dan tidak
membayar membernya.
Legenda atau fakta
BalasHapus